Mungkin ini adalah percobaan yang bisa dikatakan gila jika saya mengkritiknya. bagaimana tidak, seorang pria melakukan eksperimen atau percobaan yang bisa membahayakan nyawanya sendiri dengan menembakan senjata api kearah tubuhnya dan dilakukan didalam air.
Beberapa minggu yang lalu, seorang guru fisika bernama Andreas Wahl berada ditengah tengah sebuah kolam renang. dalam video terbarunya, mungkin jarak antara dia dan senjata apinya agak terlalu jauh untuk menguji kekuatan dari resistensi Fluida.
Fluida sendiri adalah zat yang dapat mengalir, misalnya zat cair dan gas. Fluida dapat digolongkan dalam dua macam, yaitu fluida statis dan dinamis. Fluida juga merupakan sub-himpunan dari fase benda termasuk cairan, gas, plasma, dan padat plastik
jadi dalam percobaan ini Andreas Wahl mencoba apakah kekuatan peluru (padat) dari tembakan senjata api bisa mengalir atau melewati dari gesekan benda cair.
Berdiri di kolam renang, dia menembakkan senjata api tersebut ke dirinya sendiri dengan senjata Assault riffle yang telah didesainnya sehingga tinggal menarik sebuah tali yang langsung menghubungkan dengan pelatuk senjata tersebut. namun lucunya ia tetap menggunakan goggle dengan alasan keamanan itu yang utama (lol).
namun apa yang terjadi setelah ia menarik tali tersebut? apakah peluru tersebut menembus badannya? silahkan tonton video dibawah ini yang telah di edit menggunakan slow motion.
“It’s harder to create movement in water than in air, because water molecules are closer together than air molecules. To show the difference in resistance, physicist Andreas Wahl puts himself in front of a weapon submerged in water and fires it – on himself.” Sumber : NRK Viten Channel on youtube
Mohon maaf kepada para readers, 2 hari sebelumnya saya tidak posting dikarenakan badan saya yang kurang fit dan menjadi pemicu malasnya untuk melakukan pekerjaan apapun termasuk menulis postingan di blog ini. tapi kunjungi terus blog ini setiap harinya. karena akan ada postingan-postingan yang menarik dibahas disini. Terima Kasih
#akan selalu ada sisi yang lain
0 Comments